Sabtu, 27 Oktober 2012

Artikel perdagangan internasional Jepang - Indonesia


TOKYO, KOMPAS.com — Pemerintah Jepang mengancam menyeret Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait dengan kebijakan larangan ekspor bijih mineral, termasuk nikel. Sikap ini dilakukan karena Jepang merupakan negara kedua terbesar pengguna nikel di dunia. 

"Langkah-langkah sepihak di Indonesia itu tidak sesuai dengan aturan WTO," kata Takayuki Ueda, Direktur Umum Industri Manufaktur Departemen Perdagangan Jepang, Senin (11/6/2012). Rencananya Indonesia akan melarang ekspor mineral tambang mentah pada tahun 2014.

Menurut Ueda, Pemerintah Jepang akan berusaha menempuh jalan negosiasi sebelum memutuskan untuk menyeret Indonesia ke markas besar WTO di Geneva, Swiss. Selain melarang ekspor bijih mineral tambang, Indonesia juga menerapkan bea keluar (BK) ekspor sebesar 20 persen.

Ueda menegaskan, adanya beleid tersebut, industri manufaktur di Jepang khawatir kinerja industri mereka akan melorot. Sebab, biaya produksi perusahaan mereka akan membengkak.

Kekhawatiran industri manufaktur di Jepang cukup beralasan karena Indonesia merupakan sumber bahan baku biji mineral utama bagi Jepang. "Tidak ada negara lain yang menggantikan Indonesia," kata Toshio Nakamura, Manajer Umum Bahan Baku Logam di Mitsui & Co yang merupakan pedagang nikel terbesar di Jepang. 

Dampak lain dari beleid yang diterbitkan pemerintah Indonesia itu adalah, adanya potensi kenaikan harga nikel sebesar 17 persen menjadi 20.000 dollar AS per metrik ton pada kuartal keempat nanti. 

Sukristiyawan, manajer senior pemasaran PT Aneka Tambang, produsen terbesar nikel di Indonesia bilang, ekspor nikel dari Indonesia diperkirakan turun 20 persen pada semester II tahun ini.

Jumat, 26 Oktober 2012

Kuota ekspor dan impor

Kuota (Perdagangan Internasional)
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam kuota, yaitu kuota impor, kuota produksi, dan kuota ekspor. Kuota impor adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor, kuota produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi, dan kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor. Tindakan untuk membatasi atau mengurangi jumlah barang impor ada yang diakukan secara sukarela yang disebut sebagai pembatasan ekspor sukarela (Voluntary Export Restriction = VER). VER adalah kesepakatan antara negara pengekspor untuk membatasi jumlah barang yang dijualnya ke negara pengimpor.
Tujuan dari kuota ekspor adalah untuk keuntungan negara pengekspor, agar dapat memperoleh harga yang lebih tinggi. Kuota produksi bertujuan untuk mengurangi jumlah ekspor. Dengan demikian, diharapkan harga di pasaran dunia dapat ditingkatkan.
Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari serbuan-serbuan luar negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara importir
a. Harga barang melambung tinggi
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang
c. Meningktanya produksi di dalam negeri
Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir
a. Harga barang turun
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah

Nomer 1 sampai 3

 Indonesia adalah suatu negara yang memiliki banyak sumber daya alam. Kakao, biji kakao, kopi, karet dan tekstil pastinya adalah beberapa bahan ekspor yang memiliki nilai angka besar. Peminat bahan-bahan ini adalah Jepang salah satunya. Menurut data BPS tahun 2011 telah menunjukan hasil pendapatan ekspor non migas indonesia ke jepang mencapai angka $1,53 milliar dollar AS. Pendapatan terbesar :
- Kelapa Sawit : US$ 17,5 milliar
- Tekstil          : US$ 11 milliar
- Karet            : US$ 9,5 milliar

 Sebuah negara harus mempunyai barang perdagangan mutlak karena sudah menjadi kewajiban negara untuk mempunyai pendapatan yang dimana bisa digunakan untuk fasilitas rakyat dan kenyamanan rakyat. 

 Transaksi Internasional sangat sering dilakukan pada sebuah negara ke negara lainnya. Perdagangan Internasional akan menghasilkan uang dalam jumlah yang besar. Penggunaan uang kertas untuk transaksi akan membuat menjadi sulit, maka surat berharga adalah cara untuk mengatasinya. Beberapa alasan lain :
- Termasuk investasi yang sangat aman